LENTURKAN
Rd;- Sebuah pesan
dengan satu kata penuh makna, memberikan petunjuk untuk perubahan hingga
kekuatan dalam tindakan.
Tiga tahun
lalu saya mendapatkan sebuah pesan yang tertulis di dalam seragam kebanggaan
kala itu, kombinasi warna hitam dan orange yang tak jarang selalu disudutkan
sebagai seragam tukang sapu jalanan.
Waktu itu,
tepat usai pengumuman hasil kelulusan, hujan deras mengguyur sekolah dan
sekitarnya. Euforia hasil kelulusan tetap menjadi bagian dari kita walaupun
engga semua bisa ikut ke luar.
Termasuk
saya adalah salah satunya yang cukup kalem, hehe. Saya dan beberapa yang
tersisa memilih tetap di sekolah dan merayakan dengan bertukar ttd di sepanjang
seragam kebanggaan. Beberapa tenaga pendidik juga ikut nimbrung bersama kami
sambil menuliskan pesan yang berbeda-beda dibawah ttd mereka.
Saya tidak
menyadari kala itu, karena saya fikir itu hanya keterangan nama sebagai pemilik
ttd. Saat dirumah esoknya saya kemas kembali seluruh perlengkapan yang berbau
seragam hitam orange dan sejenisnya.
Ketika saya
kemas baju, saya perhatikan satu per satu ttd yang terpampang disana. Salah
satu pesan yang tertulis disana adalah Lenturkan.
Saya duduk dan merenung cukup lama, saya coba mengingat kebelakang sejenak.
Saya koreksi satu persatu setiap tindakan dan perilaku yang saya lakukan pada
orang lain.
Saat tahun
yang sama saya masih belum mengerti apa maksudnya hal tersebut, gampangnya saya
hanya menyimpulkan kalau mungkin apa yang saya perbuat terlalu kaku, tapi saya
bingung mesti gemana kedepan. Ternyata tak hanya pesan itu, tetapi saya juga
dititipkan 5 sampai 7 buku yang beliau minta untuk baca berulang-ulang, dan
kondisinya tepat ketika saya dilema dan pesimis melangkah menuju pilihan.
Setelah
berjalan dua tahun saya benar-benar menikmati buku-buku tersebut, setiap saya
terjatuh saya coba baca kembali berulang-ulang. Walaupun memang ga semua buku
bisa kasih energy, tetapi buku-buku yang tepat akhirnya membentuk karakter
saya.
Tahun ketiga
adalah tahun yang terdapat waktu untuk jeda dari sejumlah kegiatan yang sedikit
menyita. Sudah lama saya tak baca lagi buku-buku itu, saya coba lihat kembali
sambil merapikan rak, tak lupa juga melirik barang-barang lama yang terakhir
terpakai 2016 lalu.
Hal ini
membuat saya kembali duduk terdiam dan mengaitkan beberapa hal yang telah
terjadi belakangan ini antara buku, pesan dalam baju, seseorang, tindakan,
rutinitas hingga ke Mindset. Saya
benar-benar menyadari bahwa banyak sekali yang terjadi di tiga tahun belakang
ini. Tak sedikit tindakan yang mungkin mengecewakan orang lain, bahkan merusak
hubungan dan komunikasi dengan orang lain.
Saya
benar-benar memberikan waktu secara penuh untuk meminta maaf pada diri sendiri
di masa lalu, karena terlalu banyak yang tidak fleksibel, memaksa dan sangat
egois. Bahkan mungkin beberapa hal itu juga masih terjadi pada tiga tahun
terakhir ini ketika status saya menjadi mahasiswa.
Saya sadar
tiga atau empat tahun lalu saya adalah orang yang sangat kaku, terlalu serius
dan susah fleksibel, saya sadar sulit menghargai perbedaan, dan saya mungkin
baru sadar bahwa bumi ini milik bersama. Mungkin karakter kaku itu masih
melekat hingga hari ini, walaupun saya selalu berusaha semaksimal mungkin.
Terima kasih
untuk guruku yang telah memberikan pesan itu, terima kasih telah menemani hingga
langkah kaki sampai sejauh ini, terima kasih untuk seorang sahabat yang banyak
memberikan pelajaran pada saya, tentang hidup, berbagi, kemuliaan hati juga
tentang kehilangan. Terima kasih juga untuk semua yang terlibat dalam perjalan
sejauh ini, maaf jika saya terlalu kaku, terlalu serius, dan tidak mengasyikan.
Semoga
langkah kaki ini terus melaju dan membanggakan bapak ibuku juga kalian yang
terlibat dalam perjalanan ini. Semoga sehat selalu untuk semuanya dan selalu
ada waktu untuk jumpa.
Posting Komentar